Saat persidangan Google atas tuduhan memonopoli pasar teknologi periklanan hampir berakhir, para ahli yakin risiko finansial bagi raksasa teknologi itu minimal.
Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan koalisi negara bagian menuduh Google secara ilegal mengendalikan pasar yang digunakan oleh pengiklan dan penerbit untuk membeli dan menjual iklan daring. Namun, para analis menunjukkan bahwa bisnis teknologi iklan yang menjadi pusat persidangan, Google Network, sedang menurun dan hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan pendapatan perusahaan dibandingkan dengan bisnis pencarian yang dominan.
Pada tahun 2023, iklan menyumbang lebih dari 75% dari pendapatan Google sebesar $307,4 miliar, meskipun divisi Jaringan, yang menjadi pusat kasus DOJ, hanya menyumbang $31,4 miliar. DOJ mendorong divestasi Google Ad Manager, tetapi analis percaya bahwa bahkan jika Google kalah, dampak finansialnya akan kecil, dengan potensi kerugian pendapatan di bawah 10%. Google telah membela diri dengan menyoroti persaingan ketat dari platform lain, terutama dalam aplikasi seluler dan iklan streaming, yang dapat melemahkan argumen DOJ.
Kekhawatiran yang lebih signifikan bagi Google terletak pada potensi konsekuensi dari putusan yang menguntungkan DOJ, karena dapat memfasilitasi transisi yang lebih mudah bagi pengiklan dan penerbit di antara platform. Kasus yang berhasil dapat menetapkan preseden hukum yang membuat perusahaan teknologi bertanggung jawab atas praktik monopoli. Namun, dampak keseluruhan akan bergantung pada hasil persidangan dan upaya hukum yang diusulkan pengadilan dalam beberapa bulan mendatang.
