Alat AI baru, “Mesin Habermas,” yang dikembangkan oleh Google DeepMind, bertujuan untuk mengurangi perpecahan dalam perdebatan sosial yang kontroversial
Alat AI baru yang diciptakan oleh Google DeepMind , yang disebut ‘Mesin Habermas’, dapat membantu mengurangi perpecahan akibat perang budaya dengan memediasi berbagai sudut pandang. Sistem ini mengambil pendapat individu dan menghasilkan pernyataan kelompok yang mencerminkan perspektif mayoritas dan minoritas, yang bertujuan untuk mendorong kesepakatan yang lebih besar.
Dikembangkan oleh para peneliti, termasuk Profesor Chris Summerfield dari Universitas Oxford, sistem AI tersebut telah diuji di Inggris Raya dengan lebih dari 5.000 peserta. Ditemukan bahwa pernyataan yang dibuat oleh AI sering kali dinilai lebih tinggi dalam hal kejelasan dan kualitas daripada pernyataan yang ditulis oleh mediator manusia, sehingga meningkatkan konsensus kelompok rata-rata delapan poin persentase.
Mesin Habermas juga digunakan dalam pertemuan warga virtual mengenai topik-topik seperti Brexit dan perawatan anak universal. Mesin ini mampu menghasilkan pernyataan kelompok yang mengakui pandangan minoritas tanpa meminggirkannya, tetapi pendekatan AI memang memiliki kritik.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa diskusi yang dimediasi AI tidak selalu mendorong empati atau memberi pengaruh yang cukup bagi kelompok minoritas dalam membentuk pernyataan akhir. Terlepas dari kekhawatiran ini, potensi AI untuk membantu menyelesaikan perselisihan sosial tetap merupakan perkembangan yang menjanjikan.